SOLO - Tak pernah ada dalam bayangan Noviera Ross jika olahraga para panahan akan memberinya kesempatan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Ia dan keluarganya tak memiliki latar belakang apapun dalam dunia busur panah. Kesempatan tak terduga itu datang ketika ia mendapatkan tawaran untuk menjadi bagian dari National Paralympic Committee Indonesia (NPC) Kabupaten Bogor pada tahun 2018 lalu.
Wanita kelahiran 18 November 1996 ini dipandang memiliki struktur tubuh yang ideal untuk menjadi atlet binaan NPC Kabupaten Bogor, khususnya cabang olahraga para panahan.
"Saat itu saya diarahkan oleh pengurus NPC Kabupaten Bogor untuk ikut cabor panahan karena memang lagi dibutuhkan atlet panahan wanita," kata Noviera Ross disela latihan rutin di Lapangan Universitas Sahid, Senin (21/7).
Novi, sapaan akrabnya, kemudian menjalani hari demi hari dengan program dari tim pelatih para panahan Kabupaten Bogor. Ia merasa nyaman dengan dunia yang baru saja ditekuninya.
"Proses awal sih susah-susah gampang ya, apalagi dengan keterbatasan fisik saya, tetapi saya ikutin saja alurnya dan program dari pelatih seperti apa," tutur Novi.
"Dari proses itu saya mulai tertarik dengan panahan. Olahraga ini membutuhkan ketenangan dan fokus. Terlihat mudah tapi ternyata kalau dipelajari tidak semudah itu juga," lanjut Novi.
Tantangannya bukan soal berlatih saja. Selang tiga bulan kemudian, Novi langsung diikutkan dalam kegiatan Pekan Paralimpiade Daerah (Peparda) Jawa Barat V 2018.
Yang menggembirakan, Novi langsung memborong enam medali emas dan satu medali perak. Prestasi tersebut mengantarkan Novi menjadi bagian dari tim Jawa Barat menuju Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021.
"Alhamdulillah saat di Papua dapat emas dari mixed team, kemudian di Peparnas Solo juga (dapat medali emas). Jadi di setiap event bisa dapat medali," ucap Novi.
Panggilan dari tim para panahan Indonesia pun kemudian datang bulan Mei 2025 lalu. Novi diikutkan dalam pelatihan nasional (Pelatnas) yang proyeksi utamanya adalah menembus Paralimpiade Los Angeles 2028.
Sebagai pendatang baru, Novi merasakan tantangan yang berbeda selama ditempa di Kota Solo. Tugas hariannya sudah tak lagi melepaskan 200 anak panah seperti saat di Bogor, namun sudah meningkat hingga 350 anak panah.
"Sudah pasti programnya berbeda. Kalau di Bogor itu 200 panah waktunya bisa dari pagi sampai sore. Di sini 300 panah hanya dari pagi sampai siang saja. (Kendala) fisik sudah pasti.
Awal-awal sempoyongan, tetapi lama-lama bisa menyesuaikan," jelas Novia.
Pada akhirnya, Novia tak lagi sekadar menjadi jagoan domestik. Kejuaraan para panahan tingkat Asia di Beijing, China pada 1-6 Juli 2025 lalu menjadi tantangan internasional pertamanya.
Ia membuat kejutan dengan langsung menembus babak semifinal nomor Open Women Recurve. Novi pun menyumbangkan medali perunggu saat berpasangan dengan Kholidin di nomor Mixed Team Recurve.
Kini, Novi menjadi lebih giat berlatih agar meraih hasil maksimal saat mengikuti kejuaraan dunia di Korea Selatan pada 21-28 September 2025 dan di Uni Emirat Arab pada 1-6 November 2025.
"Semoga di setiap event saya bisa dapat poin yang lebih lagi, karena saat ini kita masih kumpulin poin agar bisa ikut Paralimpiade Los Angeles 2028. Saya optimis bisa lolos dan menyumbangkan medali emas di Los Angeles nanti," tegasnya.
Optimisme yang diungkapkan Novi bukannya tanpa dasar. Pelatih para panahan Indonesia, Idya Putra Harjianto, berbicara tentang progres yang ditunjukkan Novi selama Pelatnas di Kota Solo.
"Awal latihan skor Novi ada di 260 poin. Sekarang sudah 280 sampai 290 poin, bahkan hampir 300 poin. Artinya, kenaikan Novi cukup signifikan. Untuk kejuaraan dunia dibutuhkan sekitar 300-an," ungkap Idya Putra.
Salah satu hal yang coba terus ditingkatkan tim pelatih adalah mentalitas bertanding Novi. Sebagai atlet debutan di tim nasional, mentalitas bertanding Novi masih harus terus ditingkatkan.
"Mentalitas bisa dibentuk dengan metode meditasi, juga dengan latih tanding dari yang lawannya atlet lokal kemudian tingkat regional. Mudah-mudahan dalam satu tahun Novi bisa dapat kesempatan try out dua kali. Kalau itu bisa dilakukan, Insya Allah akan mendapatkan hasil terbaik," ucap Idya Putra.
Noviera Ross masih memiliki waktu lebih dari tiga tahun agar siap berprestasi di Paralimpiade Los Angeles 2028. Namun sebelum itu, Noviera Ross perlu berjuang agar bisa bertanding di Asian Para Games 2026 Nagoya, Jepang.