Setelah
transformasi tersebut, NPC Indonesia semakin memperkuat perannya. Organisasi
ini mengelola Pelatnas (Pemusatan Latihan Nasional) Paralimpik Indonesia yang
berbasis di Kota Surakarta (Solo), Jawa Tengah. Solo bukan hanya menjadi markas
administratif, tetapi juga pusat pembinaan atlet difabel terbaik tanah air. Di
sini, atlet-atlet paralimpik Indonesia berlatih secara terprogram, dengan
dukungan pelatih, tenaga medis, klasifikator, dan ilmuwan olahraga. NPC
Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora),
pemerintah daerah, serta pihak swasta untuk menyediakan sarana-prasarana,
pendanaan, dan program kesejahteraan atlet.
Struktur
NPC Indonesia juga berkembang menjadi organisasi berjenjang hingga ke tingkat
provinsi dan kabupaten/kota. Setiap NPC Provinsi dan NPC Kabupaten/Kota
bertugas mendeteksi, membina, dan menyiapkan atlet difabel potensial di wilayah
masing-masing. Dengan sistem pembinaan berlapis ini, NPC Indonesia berupaya
memastikan pemerataan kesempatan bagi seluruh penyandang disabilitas di
Indonesia untuk berlatih dan berkompetisi.
NPC
Indonesia bukan hanya fokus pada prestasi, tetapi juga pada misi sosial untuk
memperjuangkan hak-hak atlet penyandang disabilitas. Melalui olahraga, para
atlet difabel mendapatkan pengakuan, rasa percaya diri, kemandirian ekonomi,
dan kesempatan untuk mengharumkan nama bangsa. NPC Indonesia mendorong
kesetaraan dan inklusi dengan membuka ruang yang sama bagi penyandang
disabilitas untuk berkontribusi dalam olahraga nasional.
Prestasi
atlet-atlet NPC Indonesia telah membanggakan tanah air di banyak ajang
bergengsi. Mulai dari ASEAN Para Games, Asian Para Games, hingga Paralympic
Games, atlet Indonesia telah meraih puluhan medali emas dan mencetak sejarah
baru, seperti medali emas pertama Indonesia di Paralympic Tokyo 2020. Capaian
ini menjadi bukti bahwa pembinaan yang terpadu, klasifikasi yang profesional,
program kesejahteraan yang memadai, dan kolaborasi antarpihak adalah kunci
membangun olahraga difabel yang berdaya saing tinggi.